Aroma khas jahe berasal dari minyak atsiri (senyawa volatile) seperti sineol, borneol, geraniol, linalool, farmasen. Minyak atsiri jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau harum khas jahe dan dapat diperoleh dengan cara penyulingan. Umumnya digunakan untuk memberikan aroma harum khas jahe dan juga sebagai flavoring agent dalam produk pangan. Kandungan minyak atsiri sangat tergantung pada jenis jahenya,
jahe merah (0,887%) lebih tinggi dibandingkan dengan jahe emprit (0,675%) dan jahe gajah (0,454%). Perbandingan senyawa zingiberen dalam minyak atsiri dari jahe empirit, jahe gajah dan jahe merah secara berturut-turut yaitu 32,72%, 31,87% dan 41,48%. Zingiberen, salah satu parameter mutu untuk kualitas minyak atsiri pada jahe merah. Semakin banyak kandungan zingeberen yang terkandung maka semakin baik pula kualitas minyak atsirinya.
Lebih lengkapnya silakan baca secara langsung FoodReview Indonesia edisi Maret 2022: Pangan, Gizi dan Kesehatan: Pelajaran dari Pandemi COVID-19 dengan fitur digital interaktif yang dapat diakses pada https://bit.ly/fri22marchonline
Tidak mau ketinggalan setiap edisinya?
Daftar langsung untuk berlangganan (GRATIS) https://bit.ly/FRIDIGITAL
Gabung dan lengkapi koleksi majalah FoodReview:
Newsletter: http://bit.ly/fricommunity
Search FOODREVIEW on TOKOPEDIA & SHOPEE
#foodreviewindonesia #foodscience #foodtechnology #ilmupangan #teknologipangan #industripangan #membangun #pangan #indonesiagan #teknologipangan #industripangan #pangan #gizi #kesehatan #pelajaran #dari #pandemi #covid19