Mengupas Sejarah Budidaya dan Industri Cengkeh




Minyak atsiri merupakan salah satu bahan yang banyak dimanfaatkan sebagai flavor untuk makanan dan minuman atau sebagai bahan tambahan untuk lotion, lulur, sabun mandi, parfum dan lainnya. Di Indonesia bahan dasar minyak atsiri sangat berlimpah, salah satunya yakni cengkeh. Sekitar 200 jenis tanaman potensial sebagai penghasil atsiri dan berorientasi ekspor.


Berdasarkan potensi dan peluang tersebut PT Indesso Aroma sebagai pelopor dan pemipin industri minyak cengkeh dan turunannya menggandeng Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) membuat buku yang berjudul Cengkeh – Sejarah Budidaya dan Industri. Kontributor penulisan buku ini adalah para peneliti tanaman cengkeh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Universitas Kristen Satya Wacana, dan tim R&D Indesso.


“Buku ini merupakan salah satu wadah membangun hubungan antara universitas dan industri di Indonesia,” tutur Ferry F. Karwur dari  Universitas Kristen Satya Wacana pada acara launching buku CENGKEH – Sejarah Budidaya dan Industri di Jakarta (1/9/2014). Selain mengupas sejarah dan budi daya tanaman cengkeh, buku ini pun mengupas industri yang melingkupinya, terutama industri pemanfaatan limbah daun dan gagang cengkeh sebagai bahan baku penyulingan minya cengkeh. Isolasi kadungan aktif dan derivatisasi minyak cengkeh menghasilkan produk-produk yang dapat digunaka sebagai bahan baku perisa, pestisida alami, obat bius ikan dan lainnya. Industri makanan-minuman , farmasi, kosmetik, pengendalian hama dan juga industri rempah untuk bumbu, bahan obat tradisional dan bahan rokok kretek.


Buku yag berisi tentang pembelajaran cengkeh dan juga tentang kisah sukses ini disumbangkan Indesso kepada lembaga-lembaga pendidikan tinggi atau penelitian, baik di pusat maupun di daerah serta kalangan industri atau asosiasi yang terkait sebagai komitmen perusahaan dalam mewujudkan misinya. Kiki

Artikel Lainnya