Pembelanja Indonesia Enggan Pindah ke Toko Lain


Para pembelanja Indonesia urban enggan berpindah toko yang memberi iming-iming promosi yang di tawarkan. Lebih dari dua pertiga pembelanja Indonesia urban mengunjungi toko yang sama, dan lebih dari setengah pembelanja tersebut merasa bahwa semua toko sama saja dalam penawaran produk dan ketersediaan barang yang dibutuhkan. Hal tersebut merupakan salah satu kesimpulan dari hasil riset yang dilakukan oleh Nielsen di sepanjang Nopember 2011-Januari 2012, dengan melibatkan 2356 responden yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bandung, Surabaya, Makasar, Medan, dan Semarang. Riset tersebut menunjukkan, kemungkinan dari mereka yang berpindah toko dikarenakan adanya hasil dari promosi, hanya 13%
sajan.

Executive Director Consumer Research Nielsen Indonesia Karmelia Nurdjalim menjelaskan, keputusan untuk memilih toko untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari masih merupakan keputusan yang penting, namun kini semakin banyak pembelanja di Indonesia yang memiliki persepsi bahwa semua toko adalah sama saja. "Persepsi ini menghasilkan penurunan keinginan untuk berpindah toko dikarenakan promosi," kata Karmelia di Jakarta pada 26 Juli lalu. Ia menyarankan agar kedua pihak baik produsen, manufaktur dan peritel perlu untuk mengeksplorasi hal-hal yang lebih inovatif untuk meningkatkan ketertarikan dalam berbelanja dan meningkatkan trafik berbelanja di toko. Karena mayoritas pembelanja Indonesia urban sangat memperhatikan harga yang ditawarkan, Karmelia juga menekankan perlunya peritel untuk mempertimbangkan inisiatif jangka panjang untuk membangun reputasi sebagai toko yang menawarkan harga murah.

Dari riset Nielsen tersebut, juga disimpulkan bahwa toko tradisional yang tetap menjadi format yang paling sering dikunjungi, sementara itu frekuensi kunjungan ke pasar basah dan penggunaan gerobak sayur makin meningkat. Dalam hal pengeluaran bulanan, disimpulkan pula bahwa lebih dari setengah dari pengeluaran bulanan para pembelanja diperuntukkan belanja kebutuhan sehari-hari, yakni untuk pembelanjaan barang-barang segar(fresh). "Kebanyakan pembelanja masih menggunakan pasar basah untuk kebutuhan ini, di mana pasar basah dipilih sebagai tempat dimana pembelanja paling
sering berbelanja daging sebesar 80%, seafood 72 %, dan buah dan sayur 57%,"jelas Karmelia Nurdjamin. Fri-08

Artikel Lainnya