Mengoptimalkan INTERAKSI INGRIDIEN di dalam Formulasi
Dalam formulasi, setiap ingridien akan mempengaruhi proses dan juga karakteristik produk akhir. Oleh sebab itu interaksi antar ingridien perlu dimengerti, walau seringkali tidak bisa diprediksi.
Pangan merupakan sistem yang komplek. Di dalamnya terkandung berbagai komponen yang mungkin dapat saling berinteraksi antara satu dengan lainnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Peneliti SEAFAST Center IPB, Prof. Dr. Nuri Andarwulan, dalam Seminar FOODREVIEW INDONESIA pada 13 Mei lalu. “Interaksi dapat bersifat sinergis dan juga antagonis,” kata Nuri.
Interaksi vitamin dan mineral
Seringkali produsen melakukan fortifikasi pada produk pangan dengan premiks yang mengandung sejumlah vitamin dan mineral. Kombinasi yang tepat dapat menimbulkan efek sinergisme dalam sistem metabolisme tubuh. “Penelitian pada air mineral yang difortifikasi dengan asam folat, vitamin B6, B12, D, dan kalsium dapat meningkatkan status folat dan mengurangi konsentrasi homosistein plasma pada subjek tanpa defisiensi folat,” kata Nuri. Homosistein plasma merupakan indikator biokimia untuk mengukur resiko penyakit kardiovaskular. Selain itu pengujian secara tidak langsung metabolisme tulang menunjukkan kalsium yang digunakan sebagai fortifikan air mineral bersifat bioavailable.
Oleh: Prof. Dr. Nuri Andarwulan,
Peneliti SEAFAST Center IPB
Selengkapnya artikel ini dapat dibaca di majalah FOODREVIEW INDONESIA edisi Juni 2015, yang dapat diunduh di www.foodreview.co.id